BRAVO '14

BRAVO '14

BRAVO '14

BRAVO '14

BRAVO '14 KONSULTAN

Sebuah usaha perkenalan yang mandiri, berharap berguna bagi nusa dan bangsa

Minggu, 30 Maret 2014

Selasa, 25 Maret 2014

PELANTIKAN PENGURUS APAKSINDO CAB. MADIUN

Moment-moment bersejarah bagi berdirinya ..."APAKSINDO".....!!!








MERDEKAAA....!!!....DAN SELAMAT BERJUANG.....BAPAK-BAPAK...!!!

profile...buoosss...!!!

bagi teman-teman yang ingin update, ngedit company profile....silakan klik DISINI

Rabu, 19 Maret 2014

Teknik Pelaksanaan Proyek Jalan

Pelaksanaan pekerjaan proyek jalan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan pemilik proyek.

 
 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :

a. Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana dengan tujuan pengecekan ulang pengukuran. Pemasangan patok pengukuran untuk profil memanjang dipasang pada setiap jarak 25 meter.
b. Survey kelayakan struktural konstruksi perkerasan. Kelayakan struktural konstruksi perkerasan dilaksanakan dengan pemeriksaan destruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan menggunakan alat Benkelman.
c. Pengadan direksi keet
Untuk pengadaan direksi keet ini pihak kontraktor pelaksana membuatnya disekitar lokasi proyek. Direksi keet ini berfungsi untuk tempatberistirahat para pekerja dan penyimpanan material serta peralatan pekerjaan.
d. Penyiapan badan jalan
Pekerjaan ini meliputi pembersihan lokasi, penutupan jalan dan lainnya. Sehingga pelaksanaan proyek ini berjalan dengan lancar.

 Pekerjaan Galian dan Timbunan
  

Gambar Struktur Pekerjaan Tanah
            

Pekerjaan Galian 

  1. Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Adapun prosedur pekerjaan dari pekerjaan galian, yaitu :
  2. Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
  3. Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali dengan menggunakan alat berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
  4. Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan Vibrator Roller.
  5. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (ujiDdensity Sand Cone test) di lapangan.
Pekerjaan galian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :

a. Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong bagian ruas jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan dump truck.

b. Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan udara (pemboran) dan peledekan.

c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan.

Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan

Perlu diingat sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului dengan pekerjaan clearing dan grubbing, maksudnya adalah agar lokasi yang akan dilakerjakan tidak mengandung bahan organik dan benda-benda yang mengganggu proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu dan dilakukan proses pemadatan.



Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang telah memenuhi syarat.

2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt. Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari 6%.

Proses pemadata tanah dimaksudkan untuk memadatkan tanah dasar sebelummelakukan proses penghamparan material untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat seperti Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.


Adapun langkah kerja dari proses pemadatan tanah, yaitu :
  1. Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
  2. Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
  3. Meratakan material menggunakan Motor Grader sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai panduan operator Grader dan vibro maka dipasang patok tiap jarak 25 m yang ditandai sesuai dengan tinggi hamparan.
  4. Memadatkan tanah denga menggunakan Vibrator Roller yang dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalm keadaan memanjang, sedangkan pada tikungan (alinyemen horizontal) harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah yang tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 x lintasan) hingga didapatkan tebal padat 20 cm hingga didapat elevasi top subgrade yang sesuai dengan rencana.
Pengujian Kepadatan Tanah
Pengujian Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.


Gambar Titik Pengambilan Sampel
Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah
Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah yang berfungsi sebagai :
  1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Dengan nilai CBR 20% dan Plastisitas indeks (PI) ≤ 10%.
  2. Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
  3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
  4. Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
  5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
  6. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapis atas. Tebal rencana lapisan pondasi bawah ini adalah 20 cm.
Lapisan pondasi agregat kelas B yang digunakan dalam proyek ini memiliki komposisi sebagai berikut :
  1. Split 5/7
  2. Split 3/5
  3. Split 2/3
  4. Abu Batu
Teknik pelaksanaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan dari Base B adalah :
  • Pengangkutan material base B ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.
  • Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai enam tumpukan disepanjang lokasi yang telah siap untuk dihampar base B.
  • Penghamparan material base B dilakukan dengan menggunakan alat motor grader dengan kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk, kemudian dipadatkan dengan alat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton.
  • Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya maka dapat ditambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base B dan % kemiringan telah sesuai dengan yang direncanakan maka digunakan waterpass agar dapat menemukan elevasinya.

Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat sebagai berikut :
  • Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat dari tempat pengambilan material, selanjutnya dimasukkan kedalam dunp truck.
  • Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base B ke lokasi pekerjaan.
  • Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
  • Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B setelah penghamparan. 

Bahan dan Material

Agregat baru pecah kelas B yang sesuai dengan persyaratan (table agregat base B)

Tabel Gardasi Agregat Kelas A dan Kelas B
NomorMmKelas AKelas B
2 in50100100
11/2 in37.510088 - 95
1 in2565 - 8170 - 85
3/8 in9.542 - 6030 - 65
# 44.7527 - 4525 - 55
# 102Nop-2515 - 40
# 400.4256 – 168 – 20
# 2000.0750 - 82 – 8

Tabel Karakteristik Agregat Kelas A dan Kekas B
Sifat MaterialSifat Kelas ASifat Kelas B
Nilai Abrasi Agregat Kasar ( AASTHO T 96 - 87 )0 - 40%0 - 40%
Plasticity Index ( AASTHO T 90 - 87 )0 - 64 – 10
Batas Cair ( AASTHO T 89 - 90 )0 – 25-
CBR ( AASTHO T180 )90 min35 min
Hasil Kali PI dengan % lolos ayakan no. 20025 maksimum-


Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek konsultan pengawas. Hal ini dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek, apakah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam spesifikasi.
Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai berikut :
  • Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak boleh mempunyai ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
  • Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari 20 cm dalam keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan sehingga pemadatan yang dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
  • Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat menggenang akibat permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk kerataan permukaan adalah 1 cm.
  • Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal rencana.
  • Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu kurang dari 1% atau lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan cara menggali dan mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat kadar air tersebut.

Harga bahan bangunan 2014

Harga bahan bangunan di tahun ini ada beberapa yang mengalami kenaikan, harga bahan bangunan adalah sesuatu yang paling dicari saat akan memulai suatu proyek untuk acuan dalam penyusunan RAB . Harga - Harga Bahan Bangunan 2014, Harga yang paling dicari adalah harga : Pasir dan Batu, Semen, Besi, Kayu, Alat dan Kabel Listrik, Cat Dinding, Genteng Metal, Penutup Atap, Granit, Keramik, Lampu, Papan Fiber Semen, Parket, Pipa PVC, Polikarbonat, Pelapis Anti Bocor/Waterproofing, Peralatan Kerja

Cari dan download harga bahan bangunan 2014 


Harga Pasir dan Batu
Harga Semen
Harga Besi
Harga Besi Beton
Harga Wiremesh
Harga Pagar BRC
Harga Paku
Harga Kayu
Harga Keramik
Harga Granit
Harga Cat Dinding
Harga Cat Besi dan Kayu
Harga Parket (Parquet) Kayu
Harga Parket (Parquet) Bambu 
Harga Paving/Conblock
Harga Kaca
Harga Kaca Tempered
Harga Pipa PVC
Harga Triplek
Harga Gypsum dan GRC
Harga Plafond Gypsum
Harga Papan Fiber Semen
Harga Atap Baja Ringan
Harga Penutup Atap
Harga Genteng Metal
Harga Asbes
Harga Seng
Harga Polikarbonat (Polycarbonate)
Harga Waterproofing
Harga Alat Listrik
Harga Kabel Listrik
Harga Lampu
Harga Lampu LED
Harga Peralatan Kerja
Harga Bata/Beton Ringan Hebel
Harga Beton Readymix
HARGA SANITAIR
Harga Closet Duduk
Harga Closet Jongkok
Harga Wastafel

DOKUMEN KONTRAK DALAM MANAJEMEN PROYEK

Bagan Manajemen Kontrak

BAGAN KONTRAK sebagai PEDOMAN & PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Teknik Sipil - POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK 
dengan uraian sbb :

Manajemen proyek di dalam dokumen kontrak adalah sumber dari kriteria untuk pelaksanaaan pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong, karena itu pula menjadi sumber kriteria pengendaliannya, yang kegiatan pengawasannya dilakukan oleh konsultan pengawas dan tindak lanjutnya dilakukan pemilik proyek. Disusun kriteria2 sebagai pedoman pernborong melaksanakan pekerjaan sekaligus sebagai kriteria pengendalian.

Pemborong menghasilkan keluaran seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak, namun keluaran ini tidak sekaligus selesai tapi tahap demi tahap secara kumulatif. Kriteria keluaran ini juga bersumber dari manajemen proyek di dalam dokumen kontrak. Pada umumnya kriteria tsb terdiri dari : 
  • kriteria waktu, 
  • kriteria kualitas, dan 
  • kriteria biaya. 

Untuk menghasilkan keluaran pemborong melakukan proses seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Kriteria Proses ini harus konsisten dengan kriteria keluaran, agar proses yang dilakukan, dapat menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan manajemen proyek di dalam dokumen kontrak.

Dalam melakukan manajemen proyek pemborong memerlukan masukan, seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Agar proses dapat berjalan lancar dan menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan, maka kriteria rnasukan haruslah konsisten dengan kriteria proses.
Kemudian dapatlah diamati bahwa antara kriteria masukan - proses - keluaran haruslah konsisten satu sama lain.

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIKAN PELAKSANAAN MANAJEMEN PROYEK 
Uraiannya adalah sbb :
1. Mekanisme pokok dari kegiatan pengawasan adl : 
a. Penyusunan laporan berkala

  • Laporan harian 
  • Laporan mingguan 
  • Laporan bulanan 
b. Laporan status pekerjaan yg disusul berita acaranya

  • Laporan penyelesaian bagian pekerjaan/ kemajuan pakerjaan beserta berita caranya, dan pada umumnya disusul berita acara penagihan
  • Laporan penyelesaian pekerjaan, beserta berita acaranya, yg disusul berita acara penagihan sampai 95 % 
  • Laporan panyelesaian pameliharaan, beserta berita acara penyerahan pekerjaan, yg disusul berita acara penagihan sisa 5 %
c. Pertemuan pengevaluasian adl merupakan proses penyusunan laporan berkala maupun laporan status pekerjaan
d. Berita Acara Teknis dam Berita Acara Penagihan Pembayaran 
  
2. Tindak lanjut, dilakukan oleh pemilik proyek di dalam manajemen proyek :
  • Tindak lanjut Apreasi 
  • Tindak lanjut Konfirmasi 
  • Tindak lanjut Koreksi Penyimpangan pemborosan Penyimpangan penyelewengan 
  • Spesifik Proyek 
  1. Penghargaan /rekomendasi 
  2. Konfirmasi pekerjaan 
  3. Dispute 
  • Musyawarah 
  • Arbitrase 
  • pengadilan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

       Proyek konstruksi merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat tahapan- tahapan yang saling berkesinambungan dan tujuan akhirnya adalah berupa bangunan fisik. Dalam tahapan-tersebut, tender merupakan salah satu tahap penting dalam suatu proyek konstruksi yang dilakukan. Adanya kebutuhan pemilik proyek terhadap jasa sumber daya, maka dipenuhi dengan cara membeli. Muncullah suatu pemikiran bagaimana cara pengadaaan sumber daya tersebut secara efektif. Sumber daya tersebut kemudian disebut sebagai kontraktor. Maka dapat dikatakan bahwa tender bertujuan untuk memperoleh jasa kontraktor yang akan menyelesaikan suatu proyek konstruksi di dalam manajemen proyek.

Masalah mendasar yang dihadapi oleh kontraktor adalah kemampuannya dalam proses penawaran. Dalam proses penawaran, kontraktor harus memperkirakan dan mengajukan biaya yang tidak terlalu tinggi agar dapat bersaing dengan kontraktor lain dan juga mendapatkan keuntungan yang maksimum dan dengan tujuan akhir yaitu untuk memenangkan proyek. Untuk pertimbangan harga penawaran, pemilik proyek tentunya akan memilih harga terendah yang muncul dari kontraktor tersebut. Penetapan harga penawaran ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan kadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Hal ini sangat menentukan besar kecilnya keuntungan dan probabilitas memenangkan proyek. Menyadari pentingnya penawaran tersebut, maka diupayakan suatu cara atau strategi yang berfungsi sebagai media pencapaian yang disebut dengan markup. Penentuan markup oleh kontraktor merupakan salah satu strategi yang sering dipakai untuk merancang dan membuat biaya penawaran optimal. Strategi penawaran bagi suatu perusahaan bergantung pada tujuan perusahaan yang di antaranya adalah memaksimumkan keuntungan. Biaya penawaran memiliki 2 (dua) komponen besar yaitu biaya seluruh pekerjaan (biaya langsung) dan biaya tambahan (markup). Markup sering juga disebut sebagai biaya tak langsung di dalam manajemen proyek.

Dalam estimasi biaya proyek, kontraktor akan memanfaatkan strategi markup. Markup berfungsi sebagai biaya tambahan untuk menutupi biaya overhead dan mengatasi segala hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, serta sebagai sumber keuntungan. Markup merupakan selisih antara harga penawaran dengan estimasi biaya pekerjaan. Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa markup merupakan faktor yang sangat mempengaruhi biaya penawaran. Oleh karena itu, tinggi rendahnya markup akan sangat menentukan besar kecilnya biaya penawaran yang diajukan kontraktor di dalam manajemen proyek.

Dengan melihat uraian di atas, maka secara garis besar komponen rencana anggaran biaya penawaran dapat digambarkan sebagai berikut :
Komponen biaya penawaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa negara dan melakukan perbandingan maka telah diperhitungkan batas maksimum nilai mark up dari nilai suatu proyek. Mark up dikatakan sukses jika nilainya maksimum atau tertinggi. Berdasarkan perkembangan konstruksi di dunia pada umumnya, maka dilakukan penelitian dalam dunia pekerjaan konstruksi khususnya terhadap biaya yang ditawarkan maka di tentukan 4 (empat) ukuran dan tingkatan mark up yaitu : low (rendah), medium (sedang), medium-high (cukup tinggi) dan high (tinggi). Low mark up diperhitungkan sebesar ± 4 %, medium mark up diperhitungkan sebesar ± 6 %, medium-high mark up diperhitungkan sebesar ± 8 % dan high mark up diperhitungkan ≥ 10 %. Namun, yang dikatakan sebagai mark up sukses adalah mark up yang dilakukan seoptimum mungkin. Dengan mempertimbangkan keadaan tersebut, maka dilakukan suatu studi oleh para estimator sehingga memperoleh batas rata-rata mark up sebesar ± 5 % di dalam manajemen proyek.

Dalam menentukan harga penawaran biasanya harga satuan bahan sudah di tambahkan dengan nilai nominal tertentu yang besarnya juga tergantung pertimbangan cost estimator. Sedangkan untuk harga satuan upah dan alat ditetapkan berdasarkan peraturan dari perusahaan itu sendiri. Nilai nominal tertentu di atas tersebut yang dinamakan mark up. Namun perlu diketahui sekali lagi bahwa mark up ini dilakukan untuk menutupi biaya tetap perusahaan dan di- harapkan dapat menutupi risiko-risiko yang tidak bisa diprediksi sebelumnya di dalam manajemen proyek.

Pada kenyataannya bahwa dalam menaksir biaya penawaran, kontraktor sedapat mungkin ingin menghindari segala risiko yang mungkin saja terjadi. Namun, hal itu tidak mungkin bisa diatasi dengan mudah karena berhadapan dengan keadaan dunia perekonomian dan perdagangan yang selalu mengalami perubahan. Banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar perusahaan yang mungkin saja menjadi kendala bagi kontraktor untuk menentukan besarnya biaya penawaran dan juga dalam menentukan keputusan untuk pemberlakuan mark up atau tidak dan apabila dilakukan mark up, kontraktor harus dapat memperkirakan berapa besar mark up tersebut. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi mark up yang tentunya mempengaruhi besar kecilnya biaya penawaran dan kesempatan untuk memenangkan tender tersebutdi dalam manajemen proyek .

a. Faktor utama 

1. Fluktuasi dollar yang tidak menentu 
Pengaruh mata uang asing dalam perekonomian sangat signifikan. Adanya perubahan naik turun mata uang asing terhadap nilai rupiah berdampak terhadap harga bahan-bahan kebutuhan masyarakat, mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan papan. Ketidakstabilan nilai tukar dolar terhadap rupiah ini menjadi masalah dalam setiap kegiatan pasar dan perdagangan. Dalam upaya penyediaan dana konstruksi dan pelaksanaannya juga di- pengaruhi oleh hal tersebut di dalam manajemen proyek.

Pengaruh ketidakstabilan nilai tukar dapat berpengaruh mulai dari awal proses penawaran pelaksanaan konstruksi khususnya dalam pembuatan RAB (Rencana anggaran biaya) sampai pada proses pelaksanaannya. Pada kenyataannya hal ini biasanya berpengaruh terhadap harga bahan/material dan harga peralatan baik yang dibeli ataupun disewa. Pengaruh besar yang nampak dan teraplikasi, contohnya adalah pada pekerjaan struktur beton yaitu terhadap harga besi yang merupakan salah satu bahan/material utama yang selalu berubah-ubah harganya. Oleh karena itu, dalam rencana anggaran biaya pada proyek ini khusus pada harga satuan bahan besi dan satuan harga satuan pekerjaan yang menggunakan besi tulangan dilakukan mark up. Begitu juga dengan harga bahan-bahan seperti semen, pasir, ubin, barang-barang elektronik, genteng, cat, barang-barang untuk kebutuhan pekerjaan plumbing dan sanitair dan lain-lain tetap dipengaruhi oleh fluktuasi dolar yang walaupun kenaikannya tidak terlalu besar dan signifikan. Namun tetap ada pengaruhnya walaupun kecil dan kesemuanya itu perlu diperhatikan supaya apabila terjadi sesuatu risiko nanti, maka setidaknya sudah mempunyai persiapan sebelumnya untuk membantu mengatasi di dalam manajemen proyek.

Hal yang sama terjadi dan berpengaruh pula pada harga bahan/material elektronika. Pemberlakuan mark up pada bagian ini disebabkan karena adanya pengadaan material elektronik yang secara bertahap dan adanya kebutuhan tambahan yang nantinya akan dipergunakan. Biaya untuk pengadaan peralatan juga ikut dipengaruhi oleh hal di atas. Pengadaan alat pada suatu proyek konstruksi sering dilakukan dengan cara menyewa atau membeli. Apabila dilakukan pembelian alat, maka harga pasaran sangat dipengaruhi oleh fluktuasi dolar tersebut di dalam manajemen proyek.

2. Lokasi 
Faktor tempat/lokasi merupakan salah satu kendala sekaligus sebagai tantangan dalam kelangsungan dan kelancaran suatu proyek konstruksi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap mobilitas bahan/material, tenaga buruh, peralatan dan lain sebagainya. Yang dihadapi oleh proyek ini adalah letak lokasi proyek yang cukup jauh dari daerah perkotaan dan jauh dari tempat suplier bahan/ material sehingga perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mobilitasnya. Kontraktor melihat kondisi dan letak proyek sebagai suatu hal yang harus diperhatikan dan perlu dicari solusi. Hal ini bertujuan sekedar sebagai suatu bentuk persiapan darurat siap pakai jika pada suatu saat nanti terjadi risiko yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, dilakukan mark up untuk menangani dan mengatasi masalah transportasi yang mungkin terjadi karena pertimbangan keadaan lokasi tersebut. Selain itu juga karena mempertimbangkan jalur transportasi melalui daerah cukup sulit dan rumit untuk mencapai lokasi proyek sehingga perlu diperhatikan faktor kesulitan mencapai lokasi di dalam manajemen proyek.

3. Waktu 
Dalam suatu perencanaan pembangunan, ada banyak hal yang saling mempengaruhi dan saling bergantung satu sama lain. Selalu dalam suatu perencanaan, butuh suatu target yang akan dicapai dalam jangka pendek atau jangka panjang. Kesemuanya itu merupakan suatu bagian dari suatu perencanaan yang baik. Untuk mencapai target tersebut, maka kita membutuhkan sesuatu yang disebut waktu. Untuk kasus pelaksanaan suatu proyek, biasanya telah ditentukan sejak awal waktu pelaksanaan sampai penyelesaian proyek tersebut sehingga dapat terlaksana dengan baik. Seperti halnya untuk bidang-bidang lainpun, perlu suatu target yang ingin dicapai secara bertahap seiring berjalannya waktu. Namun perlu disadari bahwa, perencanaan yang telah dilakukan sejak awal harus disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan yang terjadi di lingkungan sekitar. Kondisi dan keadaan lingkungan sangat mendukung dan mempengaruhi suatu pekerjaan dan secara khusus mempengaruhi waktu pelaksanaan suatu proyek. Terlepas dari semuanya itu, maka harus dilihat kembali pada tujuan awal yaitu dapat menyelesaikan suatu proyek pembangunan sesuai target yang diinginkan dan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan awal dengan sempurna, maka dibutuhkan dukungan dari hal-hal yang saling mempengaruhi di dalam manajemen proyek.

Dalam pelaksanaan proyek, total waktu yang telah ditentukan biasanya disesuaikan dengan banyaknya pekerjaan yang akan dilakukan selama proyek berlangsung. Tapi kadang-kadang yang terjadi adalah, seringkali pemilik proyek menghendaki agar proyeknya dapat terselesaikan dengan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan. Hal ini menjadi dilema bagi kontraktor untuk memikirkan bagaimana caranya memaksimalkan segala sesuatu untuk mewujudkan harapan tersebut baik dari segi biaya, tenaga, peralatan, dan lain sebagainya. Namun, yang paling berpengaruh adalah masalah biaya yang membutuhkan penambahan-penambahan khusus dalam jumlah tertentu. Hal ini bertujuan agar dapat memaksimalkan yang lainnya. Di samping itu, tujuan lainnya yaitu untuk meraih sedikit keuntungan dari yang ditambahkan di dalam manajemen proyek.

Yang terjadi pada proyek ini adalah adanya permintaan dari pemilik proyek akan kebutuhan tempat pekerjaan karena begitu besarnya perhatian pemerintah terhadap keadaan hutan dan alam. Sehingga harus membuat perencanaan yang lebih teliti dari pihak kontraktor, pemilik proyek dan pihak-pihak lain yang terkait. agar tidak aada pekerjaan yang terlupakan Perencanaan tersebut termasuk di dalamnya adalah perencanaan biaya, pembuatan penjadwalan kerja, dan hal-hal lainnya. Berdasarkan keadaan waktu tersebut, maka wajar saja jika dilakukan mark up pada biaya penawaran oleh kontraktor karena memperhatikan dan mempertimbangkan faktor waktu di dalam manajemen proyek.

4. Faktor keamanan 
Untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek, perlu suatu kondisi yang kondusif dan menjamin. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kondisi yang aman dan terkendali secara khusus di lingkungan sekitar tempat pekerjaan. Oleh karena itu keamanan merupakan faktor yang sangat penting sehingga perlu diperhatikan dalam kelangsungan dan berjalannya suatu proyek. Karena begitu sangat penting itulah, umumnya pada setiap proyek kontraktor memasukkan faktor keamanan dengan mempertimbangkan kondisi tempat proyek atau lokasi proyek yang terletak di daerah yang rawan terjadinya kehilangan aset-aset dan bahan/material di proyek karena berada di daerah pemukiman masyarakat yang . Salah satu hal yang memperkuat kontraktor adalah pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa lampau yang membawa kerugian, dan mengharapkan agar hal yang sama tidak terjadi lagi di dalam manajemen proyek.



b. Faktor pendukung 

1. Kelangkaan material/bahan 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan dilakukan mark up selain mendapatkan keuntungan adalah untuk menutupi segala risiko dan biaya overhead serta sebagai suatu persiapan yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi hal-hal atau kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin saja tidak terjadi sekarang tetapi terjadi di waktu yang akan datang. Dengan memperhatikan kondisi dan perkembangan tingkat persediaan material atau bahan konstruksi di masyarakat dan pasaran, maka kontraktor merasa perlu untuk mempersiapkan solusi sebelumnya untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kelangkaan material. Oleh karena itu, kondisi pasaran dan persediaannya sangat mempengaruhi ketersediaan suatu barang. Pada proyek ini, kontraktor mengasumsikan kemungkinan terjadinya kelangkaan material atau bahan konstruksi seperti pasir dan semen dengan merk atau jenis tertentu yang mungkin saja terjadi. Kedua bahan tersebut sangat penting dan merupakan bahan atau unsur utama dalam pekerjaan plesteran dan pekerjaan beton. Sehingga harus dipikirkan jenis lain untuk mengganti sebagai material atau bahan pengganti tetapi masih dalam bentuk dan kegunaan serta kualitas yang sama dengan barang yang pernah digunakan di dalam manajemen proyek.


2. Biaya overhead yang tidak menentu 
Salah satu hal yang menjadi perhatian juga adalah ketidaktentuan besarnya biaya overhead yang akan ditanggung oleh kontraktor. Adanya perkembangan dan perubahan kondisi perekonomian dan harga barang dan jasa bisa mempengaruhi sebagian dari biaya penawaran. Kebutuhan barang dan jasa seperti listrik, telepon dan bahan bakar merupakan hal penting terhadap berjalannya suatu proyek. Apalagi karena setiap pekerjaan di lapangan membutuhkan peran barang dan jasa seperti di atas dengan tingkat yang cukup besar. Karena pentingnya kebutuhan barang dan jasa tersebut, maka perlu perlu perhatian yang khusus juga di dalam manajemen proyek. Yang menjadi pertimbangan dan perhatian kontraktor pada proyek ini adalah adanya isu tentang kenaikkan tarif dasar listrik (TDL) dan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mungkin saja kenaikkannya sangat besar dan berpengaruh terhadap biaya penawaran. Kontraktor memikirkan bahwa dengan adanya kenaikkan tersebut, maka mungkin saja akan menghasilkan biaya pakai yang lebih besar dan lebih tinggi dari yang direncanakan dengan memperhatikan tingkat kebutuhan bahan-bahan tersebut yang akan terjadi selama proyek dilaksanakan. Dengan adanya kenaikkan tersebut, akan berpengaruh pada besar kecilnya nilai atau biaya overhead pada proyek tersebut di dalam manajemen proyek. Biaya overhead ini merupakan bagian dari biaya penawaran dan cukup mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh kontraktor. Dengan demikian akan terlihat hubungan antara kondisi lamanya waktu pekerjaan di proyek dengan besarnya kebutuhan di proyek. Untuk mencegah hal itu, maka kontraktor memikirkan untuk melakukan mark up pada biaya penawaran sebagai satu cara atau solusi yang cukup baik untuk dilakukan di dalam manajemen proyek.

Banyak hal-hal kecil yang mungkin saja bisa menghasilkan dampak yang besar dan mengakibatkan yang buruk pada kelancaran pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Faktor luar lainnya seperti keadaan cuaca, hari libur nasional dan lain sebagainya. Semakin besar mark up yang dilakukan akan mempengaruhi besarnya keuntungan yang dapat di peroleh kontraktor di dalam manajemen proyek.

CONTOH PERHITUNGAN RAB PLAT BETON

     Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan diekeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional dengan nomor SNI 7394:2008. Sesuai dengan judulnya SNI maka didalamnya berisi perhitungan harga satuan pekerjaan beton. Pembaca yang saya hormati, pada kali ini kami akan sedikit menuliskan bagaimana cara menghitung dak beton, juga sering disebut plat beton atau bisa disebut juga plat lantai beton. Kami batasi bahwa yang kami maksud hitungan bukanlah cara hitung kekuatan dak beton, akan tetapi dari SNI yang akan kami sajikan nantinya kita coba uraikan beberapa informasi yang semoga dapat bermanfaat bagi anda sekalian. Baiklah langsung saja kita ke TKP, pada SNI 7394:2008 dan lebih tepatnya pada halaman 12 pada poin nomor 6.32 Membuat 1 m3 plat beton bertulang (150 kg besi + bekisting). 

Analisa Harga Satuan Membuat 1 m3 Plat Beton Bertulang (150 kg besi + bekisting)
Kita lihat table, dalam perhitungan harga satuan plat beton secara garis besar ada 2 komponen utama yaitu komponen bahan dan komponen tenaga kerja. Dimana komponen bahan terdiri dari 3 bagain utama yaitu beton, begisting atau cetakan beton sekaligus perancah (tiang penyangga) dan komponen bahan yang ketiga adalah besi beton.
Keterangan table



Tabel 51.2 Tabel Hubungan Kelas Kayu Dengan Berat Jenis
Dari table 51.2 dapat anda ketahu bahwa semakin berat sebuah kayu, maka semakin baik kayu tersebut. Sedangkan yang dimaksud indeks adalah jumlah kayu kelas III yang dibutuhkan untuk membuat 1m3 beton, yang dalam hal ini berarti Untuk membuat 1m3 plat beton dibutuhkan kayu kelas III sejumlah 0.32 m3.

Paku 5 cm – 12 cm: Kami sangat yakin pada poin ini anda sudah faham. Yaa…. paku yang dimaksud adalah paku besi yang biasa kita dapatkan ditoko bahan bangunan, biasanya yang tersedia dipasaran adalah paku dengan ukuran panjang memakai satuan inch. Yang dimaksud dalam tabel tersebut berarti adalah dalam membuat 1 m3 plat beton dibutuhkan paku sejumlah 3.2 kg.

Minyak begisting : Salah satu fungsi utama minyak ini berfungsi agar begisting tidak menempel dengan kuat pada beton yang sudah dicor, artinya bahwa tujuan penggunaan minyak ini adalah supaya ketika pembongkaran begisting setelah selesai pengecoran begisting mudah dibongkar tidak rusak dan selanjutnya dapat digunakan lagi untuk pengecoran. Penulis kurang tahu minyak begiting yang tersedia dipasaran seperti apa dan seberapa mudah didapatkan pada toko-toko bahan bangunan diwilayah anda. Hanya penulis pernah mengganti minyak begisting ini dengan oli bekas dicampur`dengan solar, hasilnya menurut penulis tidak mengecewakan. Artinya dari table ini adalah bahwa dalam membuat 1 m3 plat beton dibutuhkan minyak begisting 1.6 liter.

Besi beton polos : Sudah pernah kita uraikan apa itu besi beton polos, yang jelas adalah besi beton yang polos adalah tidak bersirip atau ulir atau deform. Dalam SNI ini tidak disebutkan diameter dari besi tersebut akan tetapi berapapun diameter yang digunakan berat yang dimaksud adalah 157.5 kg.
PC, PB, KR : Yang dimakasud PC, PB, KR dapat anada lihat di table 51.3. Artinya PC (semen) bahwa dalam membuat 1 meter kubik plat beton dibutuhkan semen 336 kg, nah kalau semen 336 kg ini berapa zak, anda hitung sendiri ya untuk PB dan KR saya yakin anda sudah paham.

Plywood 9 mm : Biasa disebut juga multipleks dengan tebal 9mm, dipasaran tersedia dengan ukuran 1.2 m x 2.4 m tiap lembarnya. Dolken kayu galam, f (8-10) cm, panjang 4 m : ini digunakan untuk tiang penyangga begisting jadi bisa digunakan apapun itu asalkan kuat. Di banyak tempat untuk tiang penyangga plat ini digunakan bamboo. Tenaga kerja : sama seperti tulisan kita terdahulu.

Pembaca, kami sangat menyarankan agar anda membaca dahulu SNI 7394:2008, diharapkan dengan itu bahwa tulisan kami ini dapat dipahami dan dapat digunakan secara optimal. Terutama sekali baca pada poin nomor 1 dengan sub judul RUANG LINGKUP (halaman 1) sampai dengan poin nomor 5 dengan sub judul PERSYARATAN TEKNIS (halaman 3). Secara garis besar sebagaimana tulisan kita terdahulu, kami sajian dulu SINGKATAN ISTILAH.

Kolom (a), (b), dan (c)merupakan bersumber dari SNI 7394:2008 dan yang diperlukan setelah ini adalah kolom (d) dan Kolom (e).

Harga satuan (d): merupakan harga masing-masing komponen penyusun pembuatan plat beton. Pada table harga satuan ini hanya pemisalan dari penulis, sedangkan yang harus anda lakukan adalah mengganti harga satuan tersebut di atas dengan harga satuan di daerah dimana anda mengerjakan rumah yang tentu saja bervariasi tergantung dimana anda akan membangun rumah. Harga (e): merupakan hasil perkalian indeks volume pekerjaan(c) dengan harga satuan (d)

Total harga merupakan biaya keseluruhan biaya yang diperlukan untuk membuat 1 meter kubik plat beton sampai jadi, dimana hal ini juga berarti sampai dengan pembongkaran begisting (cetakan beton). Pada  didapatlkan harga plat beton tiap meter kubik Rp 4.067.055
Tentu saja hal ini dengan asumsi bahwa harga satuan material dan tenaga sesuai dengan yang tercantum di kolom (d) dan besi yang dibutuhkan adalah 157.5kg.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review