BRAVO '14

BRAVO '14

BRAVO '14

BRAVO '14

BRAVO '14 KONSULTAN

Sebuah usaha perkenalan yang mandiri, berharap berguna bagi nusa dan bangsa

Jumat, 04 April 2014

LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH (CEMENT TREATED SUBBASE / CTSB)


      Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan semua buruh, peralatan, persediaan dan material, dan dalam melaksanakan seluruh pekerjaan dalam kaitannya dengan pekerjaan Lapis Beton Semen Pondasi Bawah; memasukkan, menyiapkan dan mengangkut agregat (hauling), meletakkan dan membentangkan Lapis Beton Semen Pondasi Bawah; pencampuran, pembasahan atau pengeringan, pemadatan, pembentukan dan penyelesaian, perawatan, pemeliharaan dan termasuk pekerjaan khusus lainnya dalam pekerjaan Lapis Beton Pondasi Bawah dan fasilitas yang berhubungan. Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan teliti dengan rencana dan gambar, spesifikasi dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Lapis Beton Semen Pondasi Bawah dapat dihamparkan untuk pemadatannya dengan salah satu cara dengan pencampuran basah atau pencampuran setengah (semi) kering dengan roller, tergantung dari kondisi cuaca dalam pelaksanaannya. Lapis Beton Semen Pondasi Bawah harus dibuat pada Peralatan Pencampur Pusat (Central Mixing Plants) atau pada Peralatan Pencampur di lapangan (Site Plants) dan harus dicampur dalam peralatan tersebut atau dengan truck atau pencampur transit tetapi tidak diizinkan dicampur diperjalanan.
2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

(a) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas : Seksi 1.8
(b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
(c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
(d) Galian : Seksi 3.1
(e) Timbunan : Seksi 3.2
(f) Penyiapan Badan Jalan (Sub Grade Preparation) : Seksi 3.3
(g) Pelebaran Perkerasan : Seksi 4.1
(h) Lapis Pondasi Agregat Dengan CTB : Seksi 5.6
(i) Beton : Seksi 7.1
(j) Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan : Seksi 10.2


5.5.2 BAHAN

1) Agregat

a) Sumber Agregat

Sebelum dilakukan pelaksanaan CTSB, Kontraktor harus menyiapkan tenaga teknis yang sesuai dengan usulan teknisnya dan komposisi agregat yang akan dipakai dalam konstruksi CTSB. Agregat tersebut harus memenuhi syarat--syarat dalam Spesifikasi. Dasar pemberian ijin Direksi Pekerjaan terhadap agregat yang dipakai adalah hasil pengujian agregat dan hasil pengujian kuat tekan sampel yang dibuat dari hasil percobaan campuran dan sudah mengalami perawatan, diuji pada umur 7 hari seperti tersebut dalam Pasal 7.1, mengenai Perbandingan Komposisi. Kontraktor harus melakukan secara dini pengetesan material supaya Direksi Pekerjaan dapat segera memberikan ijin sebelum pekerjaan dimulai.

b) Pemeriksaan, Pengujian dan Persetujuan Agregat

Untuk menetapkan sifat-sifat agregat CTSB Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian dari laboratorium yang ditunjuk (atau laboratorium Kontraktor sendiri asal pada saat pengujian selalu diawasi oleh Direksi Pekerjaan).

Semua agregat yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum mulai pegambilan material tersebut dari tempat pengambilan. Contoh bahan yang akan diuji harus diambil oleh kontraktor atas biayanya sendiri, dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, dan sebagian dari contoh material tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk pengecekan di kemudian hari. Persetujuan terhadap sumber khusus agregat harus tidak dianggap sebagai persetujuan akhir agregat dari sumber tersebut, kecuali bila diolah, disimpan dan digelar seperti persyaratan yang akan diterapkan kemudian. Bila gradasi atau mutu dari agregat yang dikirimkan kelokasi proyek tidak cocok dengan gradasi atau mutu yang diberikan dan diuji sebelumnya, atau tidak sesuai dengan Spesifikasi, Direksi Pekerjaan berhak menolak agregat yang demikian itu. Contoh-contoh harus mengalami pengujian-pengujian yang diperlukan sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi ini sesuai dengan kehendak Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus mengijinkan tiap rencana Direksi Pekerjaan untuk memeriksa setiap agregat yang sedang digunakan atau yang ingin digunakan pada setiap waktu, selama atau sesudah persiapan, atau sementara sedang digunakan dalam pekerjaan, atau sesudah pekerjaan selesai. Semua agregat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini, apakah ditempat atau tidak harus ditolak dan harus segera dipindahkan keluar dari tempat pekerjaan. Kontraktor harus mengirim atau mengatur dengan masing-masing prosedur untuk menyediakan semua agregat yang diperlukan, tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan untuk pemeriksaan.

c) Penyimpanan Agregat

Agregat harus disimpan sedemikian untuk menjaga mutu yang disyaratkan dan siap untuk dipakai. Agregat harus ditempatkan pada tempat yang keras, permukaan yang bersih, bila dianggap perlu harus ditempatkan sedemikian hingga memudahkan pemeriksaan setiap waktu. Bagian tempat dari daerah penyimpanan harus ditinggikan dan miring kearah samping untuk membentuk drainase yang layak terhadap kelembaban yang berlebihan. Agregat harus disimpan dengan cara sedemikian untuk mencegah segregasi dan untuk memelihara gradasi dan kadar air. Persediaan agregat tidak boleh langsung terkena sinar matahari. Kontraktor diwajibkan menjaga kondisi agregat terhadap kadar air, suhu, gradasi dan lain-lain supaya tetap/konstan selama penyimpanan dan selama dibawa ke tempat pencampuran. Misalnya, jika bagian atas dari agregat yang tidak terlindung dibawa ketempat pencampur menyebabkan temperatur adukan menjadi sangat tinggi dan mutu CTSB menurun.

d) Syarat-syarat yang diperlukan pada agregat

Agregat untuk CTSB harus sesuai dengan persyaratan pada Tabel 5.5.1. Semua agregat untuk CTSB harus bebas dari bongkahan tanah lempung, kotoran, unsur organik, atau unsur-unsur lain yang merugikan dan harus berkualitas sedemikian sehihgga akan membentuk suatu CTSB yang kuat dan stabil.


2) Semen

Semen yang digunakan untuk CTSB adalah Portland cement biasa kecuali ditunjukkan lain dalam gambar atau atas perintah Direksi Pekerjaan. Semen harus sesuai dengan persyaratan SII 0013-77 “Cement Portland” dari JIS R5210 “Portland Cement” atau AASHTO M85 (TYPE 1).

3) Air

Air yang digunakan untuk CTSB harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Air yang digunakan untuk mencampur, merawat atau pemakaian-pemakaian yang lain harus bebas dari minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuh tumbuhan atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap hasil akhir. Bila dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan air harus diperiksa dengan cara membandingkan dengan air suling. Perbandingan harus dibuat dengan cara pemeriksaan semen standar untuk kekekalan waktu pengikatan, kekuatan adukan. Petunjuk-petunjuk tentang ketidak-kekalan perubahan waktu ikat sama dengan atau lebih besar dari 30 menit, atau berkurangnya kekuatan adukan lebih dari 10 % bila dibandingkan dengan air suling, sudah cukup sebagai alasan untuk menolak penggunaan air semacam yang diperiksa tersebut (AASHTO T26¬ - 79).

4) Bahan Pencampuran

Bahan pencampuran tidak boleh digunakan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan lebih dulu contoh bahan pencampur yang ingin digunakan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya sebelum tanggal dimulainya pekerjaan CTSB. Pemakaian bahan pencampur, terutama yang untuk memperlambat waktu ikat, adalah sering digunakan dalam hal dimana CTSB diproduksi dengan unit pencampur sentral dan dikirim ketempat yang jauh, atau perlu waktu lama untuk pekerjaan penyelesaian. Harus dilakukan secara hati-hati dalam memberikan bahan pencampur, kelebihan bahan pencampur akan merusak mutu CTSB.

Tabel 5.5.1 Spesifikasi CTSB

Uraian Persyaratan
Analisa Ayakan % lolos saringan dalam berat (1)
• Ukuran Ayakan
1 ½
¾
No. 8
No. 200
• Indek Plastisitas (2)
• Kadar semen (3,4
95-100
50-100
20-60
0-15
9 max
6 %
Catatan :
1. Analisa ayakan agregat harus dilalakukan sesuai dengan AASHTO T27 atau JIT A 1102.
2. Dilakukan pada contoh-contoh yang sesuai dengan AASHTO T87 dan dipakai untuk agregat sebelum pencampurannya dengan bahan pencampur untuk kestabilan.
3. Persentase terhadap kering tanah.
4. Ini adalah harga perkiraan, hanya berlaku untuk perkiraan biaya bagi Kontraktor.



5.5.3 CAMPURAN

1) Perencanaan Campuran

Segera sesudah bahan-bahan disetujui pemakainnya oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menunjuk tenaga tekniknya dengan menyerahkan perencanaan campuran yang akan dipakai untuk percobaan pencampuran. Perencanaan campuran harus memberikan perbandingan komposisi dengan beberapa kadar semen dan kadar air optimum. Rencana campuran tersebut juga harus disertai sertifikat untuk bahannya dan petunjuk cara pencampurannya, apakah diukur dalam berat atau dalam isi, bersama dengan jadwal percobaan campuran dan kekuatan pada pemeriksaan umur 7 hari.

2) Percobaan Campuran dan Pemeriksaan Kekuatan

Percobaan campuran dan pemeriksaan kekuatan untuk menetapkan perbandingan komposisi harus dilakukan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Perhatian khusus harus diberikan dalam pekerjaaan persiapan, perawatan dan penanganan contoh-contoh. Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan terhadap perbandingan komposisi atas dasar sertifikat bahan-bahan dan hasil pengujian kekuatan pada umur 7 hari, kekuatan minimum pada umur 28 hari tidak boleh kurang dari 75 Kg/cm2. Setiap perubahan terhadap perbandingan komposisi campuran harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Tahapan penentuan kadar semen optimum :

a) Tambahkan semen kedalam agregat, jumlah semen harus diperkirakan dapat menghasilkan kekuatan optimum.
b) Hitung kadar air optimum dari campuran di atas.
c) Siapkan contoh-contoh dengan kadar semen yang bervariasi antara 1 atau 2 % terhadap jumlah semen yang diperkirakan mencapai kekuatan optimum pada Pasal 5.5.3. l).
d) Kekuatan tekan yang ditunjukkan pada umur 7 hari akan menentukan kadar semen untuk mencapai kuat tekan yang diperlukan.
(1) Jumlah semen ditunjukkan berdasarkan prosentase terhadap berat.
(2) Contoh-contoh diambil dan disiapkan dengan kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm dan diperiksa dengan cara yang sama terhadap struktur beton yang lain.


sumber 

untuk yang tanah gambut....sumber -e iso jg iki

Minggu, 30 Maret 2014

Selasa, 25 Maret 2014

PELANTIKAN PENGURUS APAKSINDO CAB. MADIUN

Moment-moment bersejarah bagi berdirinya ..."APAKSINDO".....!!!








MERDEKAAA....!!!....DAN SELAMAT BERJUANG.....BAPAK-BAPAK...!!!

profile...buoosss...!!!

bagi teman-teman yang ingin update, ngedit company profile....silakan klik DISINI

Rabu, 19 Maret 2014

Teknik Pelaksanaan Proyek Jalan

Pelaksanaan pekerjaan proyek jalan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan pemilik proyek.

 
 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :

a. Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana dengan tujuan pengecekan ulang pengukuran. Pemasangan patok pengukuran untuk profil memanjang dipasang pada setiap jarak 25 meter.
b. Survey kelayakan struktural konstruksi perkerasan. Kelayakan struktural konstruksi perkerasan dilaksanakan dengan pemeriksaan destruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan menggunakan alat Benkelman.
c. Pengadan direksi keet
Untuk pengadaan direksi keet ini pihak kontraktor pelaksana membuatnya disekitar lokasi proyek. Direksi keet ini berfungsi untuk tempatberistirahat para pekerja dan penyimpanan material serta peralatan pekerjaan.
d. Penyiapan badan jalan
Pekerjaan ini meliputi pembersihan lokasi, penutupan jalan dan lainnya. Sehingga pelaksanaan proyek ini berjalan dengan lancar.

 Pekerjaan Galian dan Timbunan
  

Gambar Struktur Pekerjaan Tanah
            

Pekerjaan Galian 

  1. Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Adapun prosedur pekerjaan dari pekerjaan galian, yaitu :
  2. Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
  3. Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali dengan menggunakan alat berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
  4. Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan Vibrator Roller.
  5. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (ujiDdensity Sand Cone test) di lapangan.
Pekerjaan galian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :

a. Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong bagian ruas jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan dump truck.

b. Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan udara (pemboran) dan peledekan.

c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan.

Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan

Perlu diingat sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului dengan pekerjaan clearing dan grubbing, maksudnya adalah agar lokasi yang akan dilakerjakan tidak mengandung bahan organik dan benda-benda yang mengganggu proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu dan dilakukan proses pemadatan.



Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang telah memenuhi syarat.

2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt. Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari 6%.

Proses pemadata tanah dimaksudkan untuk memadatkan tanah dasar sebelummelakukan proses penghamparan material untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat seperti Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.


Adapun langkah kerja dari proses pemadatan tanah, yaitu :
  1. Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
  2. Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
  3. Meratakan material menggunakan Motor Grader sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai panduan operator Grader dan vibro maka dipasang patok tiap jarak 25 m yang ditandai sesuai dengan tinggi hamparan.
  4. Memadatkan tanah denga menggunakan Vibrator Roller yang dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalm keadaan memanjang, sedangkan pada tikungan (alinyemen horizontal) harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah yang tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 x lintasan) hingga didapatkan tebal padat 20 cm hingga didapat elevasi top subgrade yang sesuai dengan rencana.
Pengujian Kepadatan Tanah
Pengujian Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.


Gambar Titik Pengambilan Sampel
Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah
Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah yang berfungsi sebagai :
  1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Dengan nilai CBR 20% dan Plastisitas indeks (PI) ≤ 10%.
  2. Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
  3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
  4. Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
  5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
  6. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapis atas. Tebal rencana lapisan pondasi bawah ini adalah 20 cm.
Lapisan pondasi agregat kelas B yang digunakan dalam proyek ini memiliki komposisi sebagai berikut :
  1. Split 5/7
  2. Split 3/5
  3. Split 2/3
  4. Abu Batu
Teknik pelaksanaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan dari Base B adalah :
  • Pengangkutan material base B ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.
  • Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai enam tumpukan disepanjang lokasi yang telah siap untuk dihampar base B.
  • Penghamparan material base B dilakukan dengan menggunakan alat motor grader dengan kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk, kemudian dipadatkan dengan alat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton.
  • Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya maka dapat ditambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base B dan % kemiringan telah sesuai dengan yang direncanakan maka digunakan waterpass agar dapat menemukan elevasinya.

Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat sebagai berikut :
  • Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat dari tempat pengambilan material, selanjutnya dimasukkan kedalam dunp truck.
  • Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base B ke lokasi pekerjaan.
  • Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
  • Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B setelah penghamparan. 

Bahan dan Material

Agregat baru pecah kelas B yang sesuai dengan persyaratan (table agregat base B)

Tabel Gardasi Agregat Kelas A dan Kelas B
NomorMmKelas AKelas B
2 in50100100
11/2 in37.510088 - 95
1 in2565 - 8170 - 85
3/8 in9.542 - 6030 - 65
# 44.7527 - 4525 - 55
# 102Nop-2515 - 40
# 400.4256 – 168 – 20
# 2000.0750 - 82 – 8

Tabel Karakteristik Agregat Kelas A dan Kekas B
Sifat MaterialSifat Kelas ASifat Kelas B
Nilai Abrasi Agregat Kasar ( AASTHO T 96 - 87 )0 - 40%0 - 40%
Plasticity Index ( AASTHO T 90 - 87 )0 - 64 – 10
Batas Cair ( AASTHO T 89 - 90 )0 – 25-
CBR ( AASTHO T180 )90 min35 min
Hasil Kali PI dengan % lolos ayakan no. 20025 maksimum-


Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek konsultan pengawas. Hal ini dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek, apakah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam spesifikasi.
Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai berikut :
  • Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak boleh mempunyai ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
  • Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari 20 cm dalam keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan sehingga pemadatan yang dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
  • Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat menggenang akibat permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk kerataan permukaan adalah 1 cm.
  • Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal rencana.
  • Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu kurang dari 1% atau lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan cara menggali dan mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat kadar air tersebut.

Harga bahan bangunan 2014

Harga bahan bangunan di tahun ini ada beberapa yang mengalami kenaikan, harga bahan bangunan adalah sesuatu yang paling dicari saat akan memulai suatu proyek untuk acuan dalam penyusunan RAB . Harga - Harga Bahan Bangunan 2014, Harga yang paling dicari adalah harga : Pasir dan Batu, Semen, Besi, Kayu, Alat dan Kabel Listrik, Cat Dinding, Genteng Metal, Penutup Atap, Granit, Keramik, Lampu, Papan Fiber Semen, Parket, Pipa PVC, Polikarbonat, Pelapis Anti Bocor/Waterproofing, Peralatan Kerja

Cari dan download harga bahan bangunan 2014 


Harga Pasir dan Batu
Harga Semen
Harga Besi
Harga Besi Beton
Harga Wiremesh
Harga Pagar BRC
Harga Paku
Harga Kayu
Harga Keramik
Harga Granit
Harga Cat Dinding
Harga Cat Besi dan Kayu
Harga Parket (Parquet) Kayu
Harga Parket (Parquet) Bambu 
Harga Paving/Conblock
Harga Kaca
Harga Kaca Tempered
Harga Pipa PVC
Harga Triplek
Harga Gypsum dan GRC
Harga Plafond Gypsum
Harga Papan Fiber Semen
Harga Atap Baja Ringan
Harga Penutup Atap
Harga Genteng Metal
Harga Asbes
Harga Seng
Harga Polikarbonat (Polycarbonate)
Harga Waterproofing
Harga Alat Listrik
Harga Kabel Listrik
Harga Lampu
Harga Lampu LED
Harga Peralatan Kerja
Harga Bata/Beton Ringan Hebel
Harga Beton Readymix
HARGA SANITAIR
Harga Closet Duduk
Harga Closet Jongkok
Harga Wastafel

DOKUMEN KONTRAK DALAM MANAJEMEN PROYEK

Bagan Manajemen Kontrak

BAGAN KONTRAK sebagai PEDOMAN & PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Teknik Sipil - POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK 
dengan uraian sbb :

Manajemen proyek di dalam dokumen kontrak adalah sumber dari kriteria untuk pelaksanaaan pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong, karena itu pula menjadi sumber kriteria pengendaliannya, yang kegiatan pengawasannya dilakukan oleh konsultan pengawas dan tindak lanjutnya dilakukan pemilik proyek. Disusun kriteria2 sebagai pedoman pernborong melaksanakan pekerjaan sekaligus sebagai kriteria pengendalian.

Pemborong menghasilkan keluaran seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak, namun keluaran ini tidak sekaligus selesai tapi tahap demi tahap secara kumulatif. Kriteria keluaran ini juga bersumber dari manajemen proyek di dalam dokumen kontrak. Pada umumnya kriteria tsb terdiri dari : 
  • kriteria waktu, 
  • kriteria kualitas, dan 
  • kriteria biaya. 

Untuk menghasilkan keluaran pemborong melakukan proses seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Kriteria Proses ini harus konsisten dengan kriteria keluaran, agar proses yang dilakukan, dapat menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan manajemen proyek di dalam dokumen kontrak.

Dalam melakukan manajemen proyek pemborong memerlukan masukan, seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Agar proses dapat berjalan lancar dan menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan, maka kriteria rnasukan haruslah konsisten dengan kriteria proses.
Kemudian dapatlah diamati bahwa antara kriteria masukan - proses - keluaran haruslah konsisten satu sama lain.

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIKAN PELAKSANAAN MANAJEMEN PROYEK 
Uraiannya adalah sbb :
1. Mekanisme pokok dari kegiatan pengawasan adl : 
a. Penyusunan laporan berkala

  • Laporan harian 
  • Laporan mingguan 
  • Laporan bulanan 
b. Laporan status pekerjaan yg disusul berita acaranya

  • Laporan penyelesaian bagian pekerjaan/ kemajuan pakerjaan beserta berita caranya, dan pada umumnya disusul berita acara penagihan
  • Laporan penyelesaian pekerjaan, beserta berita acaranya, yg disusul berita acara penagihan sampai 95 % 
  • Laporan panyelesaian pameliharaan, beserta berita acara penyerahan pekerjaan, yg disusul berita acara penagihan sisa 5 %
c. Pertemuan pengevaluasian adl merupakan proses penyusunan laporan berkala maupun laporan status pekerjaan
d. Berita Acara Teknis dam Berita Acara Penagihan Pembayaran 
  
2. Tindak lanjut, dilakukan oleh pemilik proyek di dalam manajemen proyek :
  • Tindak lanjut Apreasi 
  • Tindak lanjut Konfirmasi 
  • Tindak lanjut Koreksi Penyimpangan pemborosan Penyimpangan penyelewengan 
  • Spesifik Proyek 
  1. Penghargaan /rekomendasi 
  2. Konfirmasi pekerjaan 
  3. Dispute 
  • Musyawarah 
  • Arbitrase 
  • pengadilan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review